Kamis, 14 Mei 2015

MAWAPRES; Seribu Cerita, Berjuta Makna


Dalam menulis ini, membuatku ingat detik demi detik saat-saat yang berharga dalam hidupku…
***
Pagi itu aku baru sampai di Kota Bertuah, Pekanbaru dari Bumi Raflesia Bengkulu usai mengikuti Lomba Debat Pendidikan Nasional. Tepat 08 April 2015. Meskipun badan masih terasa lelah, aku tetap usahakan untuk masuk kuliah pagi ini. Siangnya, aku dapat kabar dari Kak Putri, sekretaris Dinas Pendidikan BEM FKIP Universitas Riau. Katanya, pihak fakultas bilang kalau naskah KTI harus dikumpul paling lambat sore ini pukul 16.00 WIB. Aku langsung panik, sebab KTI ku masih berantakan, masih belum rampung.
“Kak, aku gak usah ikut lah,ya. Gak sanggup aku nyiapin KTI ni. Datelinenya sore ini. KTI ku masih banyak yang berantakan”, ucapku lirih.
“Heh, usah banyak cakap! Cepat ajalah selesaikan KTI mu tu. Apa lagi yang kurang,ha? Selesai tu, cepat ajalah buat!”. Romi, seniorku yang juga ikut seleksi MAWAPRES tingkat fakultas melempariku dengan bantal kursi yang berserakan di dekat printer BEM FKIP.
Singkat cerita, alhamdulillah berkat restu dan ridho Allah SWT dateline pengumpulan naskah KTI untuk seleksi MAWAPRES fakultas diundur hingga esok pagi, Kamis(09/04/15). Tapi, resikonya adalah Kamis jam 09.00 itu seluruh peserta langsung presentasi KTI di depan dewan juri. Aku kembali panik. Tapi aku berusaha untuk bisa memberikan yang terbaik.
Esok paginya, aku sudah stand by di sekretariat BEM FKIP UR sambil mengerjakan PPT yang akan dipresentasikan nanti. Tapi lagi-lagi Allah Swt mempermudahku, akhirnya seleksi hari itu dibatalkan karena banyaknya peserta yang belum muncul ketika jam telah menunjukkan angka 10.00 WIB.
Akhirnya presentasi KTI dilaksanakan pada Jum’at, 10 April 2015. Dengan persiapan yang singkat namun agak matang dari hari sebelumnya, aku mempresentasikan KTI ku yang berjudul “Phybrasi(Physics Brain Storming); Teknik Kreatif Menumbuhkembangkan Rasa Ingin Tahu Siswa Terhadap Pelajaran Fisika”.
Detik demi detik seleksi itu berlalu. Hingga akhirnya ketika Kak Elysa, MAWAPRES FKIP tahun lalu itu menyebutkan nama Romi sebagai juara 2 dan namaku sebagai juara 1. Awalnya aku hanya terdiam, seolah-olah tak percaya. Tapi kak Elysa langsung memelukku dan membisikkan “ ini calon penerus kakak ni”. Aku masih saja seperti orang bingung. Karena, menurutku saingan seleksi MAWAPRES di FKIP itu lumayan berat. Ada Bang Anggi yang jelas-jelas prestasinya sudah berkali-kali sampai nasional. Ada empat orang anak Bahasa Inggris yang jelas-jela sudah sangat fasih mempresentasikan KTI nya dalam bahasa Inggris. Tapi, Alhamdulillah mungkin inilah amanah Allah Swt untukku. Aku bersama Kak Romi ditugaskan untuk mewakili FKIP ke universitas untuk seleksi MAWAPRES UR 2015. Dalam hati aku bertekad harus bisa lebih baik lagi ketika seleksi tingkat universitas.
***
Sejak dinyatakan sebagai MAWAPRES I FKIP, menjelang seleksi lanjutan ke tingkat universitas aku berasa orang yang diteror pertanyaan kemana-mana. Setiap berjumpa dengan orang di kampus, pasti nanyanya “ Gimana MAWAPRES nya,Nov?”, atau “Eh selamat ya Novi. Gimana ceritanya kemarin seleksi tingkat fakultas?” dan bla bla bla masih banyak pertanyaan lainnya.
Pertanyaan yang unik itu datang dari beberapa orang terdekatku.
“Dek, gimana perasaan adek untuk tingkat universitas besok? Kalau kakak sih maunya tahun ini adek gak usah juara dulu. Biarlah satu tahun ni adek persiapkan dulu ngumpulin prestasi lebih banyak lagi buat jadi juara I tahun depan. Adek maish semester 4 juga. Kalau pun adek juara II atau juara III tahun ini rugi, karena tahun depan adek gak boleh ikut seleksi lagi”, ujar Kak Elys.
Aku hanya menjawab “ Hmmm gimana, ya kak? Ya, Novi maunya pengen juara sih. Tapi kayaknya saingannya berat lah. Haaah yang penting Novi usaha dulu lah kak. Kalau pun nanti misalnya Novi gak dapat juara, artinya Allah nyuruh Novi buat ikut lagi tahun depan. Tapi, kalau misalnya Novi juara tahun ini, entah juara 1 atau 2 atau 3 brarti ada rencana Allah yang lain untuk Novi. Mana tahu tahun depan ada halangan yang membuat Novi gak bisa ikut lagi kan? Atau mana tahu umur Novi gak nyampe lagi buat ikut tahun depan. Hehee.. Wallahuallam,Kak”.
Selanjutnya Bang Okta di waktu yang berbeda.

“Eh lagi adzan zuhur. Kata orang, kala kita berdo’a pas adzan cepat dikabulin ya, kan? Boleh abang berdo’a untuk Novi,dek? Ya Allah, kalau Novi gak dapat juara I tahun ini, maka jangan jadikan dia juara 2 atau 3 ya Rabb. Biarlah dia juaranya juara 1 tahun depan. Aamiin”, ucap Bang Okta.
Aku hanya tertawa dan hanya berkata “Semoga Allah memberikan apa yang terbaik untuk Novi nanti, Bang”.
Kemudian, ucapan yang serupa dari orang yang berbeda. Bang Rais Shabri, Plt Gubernur Mahasiswa FKIP Universitas Riau.
“ Dek, gimana MAWAPRES? Janganlah juara tahun ini dulu Novi. Juaranya tahun depan aja. Kumpulin lagi banyak prestasinya setahun ini dek untuk persiapan tahun depan.”
Huaaaa ini semua orang kok rata-rata ngomongnya pada begini,ya? Ah tapi apa pun itu aku yakin mereka punya niat dan maksud yang baik untukku. Kalau dipikir0pikir, ada benarnya juga ucapan mereka. Tapi di sisi lain, gimana kalau seandainya aku gak dapat juara di universitas nanti? Aku bakal ngecewain mama dan PEFSI, apalagi FKIP, pikirku. Ah, tapi yang penting jalani dulu prosesnya. Masalah hasil urusan belakangan.
***
Karena kesibukan kuliah yang padat, tanpa disadari seleksi tingkat universitas itu pun berlangsung. Aku bertemu dengan seluruh MAWAPRES I dan II masing-masing fakultas yang ada di Universutas Riau. Awalnya sempat kaku untuk berbaur dengan finalis MAWAPRES lainnya. Ada rasa minder juga, karena rata-rata mereka berkomunikasi dengan bahasa inggris selama percakapan saat berkenalan di Technical Meeting. Tapi, ternyata selang beberapa jam seluruh finalis dengan mudah bisa menjadi akrab. Ternyata, pemikiranku tentang para finalis ini salah. Mereka yang aku pikir sombong dan tidak welcome ternyata sangatlah ramah dan bersahabat.
Aku dan seluruh finalis lainnya melewati proses seleksi selama 3 hari,14-16 Aril 2015. Serangkaian seleksi yang kami lalui adalah psikotest, dinamika kelompok dan presentasi KTI. Selain itu, berkas administrasi kami juga dinilai, yakni hal-hal yang berhubungan dengan IPK, keaktifan organisasi serta prestasi yang telah diraih selama di bangku kuliah.
Usai melewati 3 hari yang cukup panjang, kami harus menunggu tanggal 02 Mei untuk penganugrahandan pengumuman pemenang MAWAPRES UR 2015. Selama rentang 16April-01 Mei 2015 kami para finalis tetap menjalin komunikasi bersama panitia via bbm group. Selama rentang penantian penganugrahan itu pula lah keakraban antara finalis terjalin. Ya, walau pun hanya melalui bbm, tapi dari situ aku tahu bahwa pada dasarnya orang-orang yang luar biasa yang mewakili fakultasnya masing-maisng ini memiliki kepribadian yang hangat serta tidak sombong. Satu lagi, mereka juga sangat antusias ketika diajak membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan kompetisi serta poyek-proyek yang bisa diaplikasikan di kampus. Luar biasa! Hadiah Allah Swt untukku bisa bergabung bersama makhluk-makhluk yang luar biasa ini.
***
Waktu terus bergulir. Hari penganugrahan itu tiba. Sebelumnya, panitia telah mengumumkan bahwa setiap finalis harus membawa supporter minimal 20 orang dari tiap fakultas. Sementara, 02 Mei itu bertepatan dengan hari full nya mahasiswa Pendidikan Fisika. Hari itu aku tak berharap banyak bahwa rekan-rekanku dari PEFSI akan datang ke aula rektorat lantai IV untuk mendukungku dalam Penganugrahan MAWAPRES UR 2015.
Penganugrahan dimulai dengan pemanggilan finalis satu per satu oleh MC untuk naik ke atas panggung. Beberapa sorak sorai terdengar dari belakang panggung. Masing-maisng supporter meneriakkan jagoan dari fakultasnya. Aku tak berharap banyak bahwa aka nada yang berteriak PEFSI atau FKIP. Jam masih menunjukkan pukul 09.30 WIB. Ini artinya teman-temanku dari Pendidikan Fisika masih praktikum di laboratorium.
Tapi, ketika namaku dipanggil betapa terkejutnya aku melihat di depan keluargaku dari Pendidikan Fisika telah memenuhi sudut kanan kursi penonton. Mereka membawa karton besar bertuliskan “ Go Tengku Novenia Yahya for Number 1 ! We Love You”. Mereka juga memegang photoku. Mereka bersorak yel-yel tak asing lagi di telingaku, “Go FKIP go FKIP go. Go PEFSI go PEFSI go. Go Novi go Novi go….”
Sontak air mata dari pelipis mataku siap segera meluncur. Aku terharu, tapi aku tetap berusaha tersenyum dari atas panggung. Ya ampun, aku gak pernah minta kalian supaya buat yang beginian, lho! Bahkan aku gak nyuruh kalian buat nge print photoku sampe segitunya. Tapi, kalian berhasil buat aku speechless :’)
Tahapan penganugrahan satu per satu dilalui. Pertama, MC mengumumkan 10 besar. Awalnya sempat pesimis, karena sampai panggilan ke 9 namaku tak disebut. Alhamdulillah, di panggilan ke 10 namaku disebut. Selanjutnya, kami finalis 10 besar diberikan pertanyaan dan langsung dinilai oleh dewan juri. Finalis dengan nilai tertinggi akan dinobatkan sebagai MAWAPRES Intelegensia. Akhirnya, Kak Ibna Hayati dengan poin sempurna 20 point berhasil meraih prediket MAWAPRES Intelegensia. Selanjutnya MC mengumumkan finalis 5 besar dari 10 besar. Aku kembali deg-deg an. Lagi-lagi namaku disebut paling akhir. Alhamdulillah akhirnya masuk 5 besar.
Selanjutnya MC mengumumkan kategori MAWAPRES PERSAHABATAN yang dinilai dari voting kertas yang diedarkan kepada seluruh finalis. Terpanggillah nama Bang Teguh Pambudi dari FEKON. Wah, kalau ini mah emang beneran bersahabat orangnya. Ramah, walau pun terkadang terkesan cerewet(hihi peace Bang Teguh). Kemudian MC mengumumkan kategori MAWAPRES Favorite yang dinilai dari jumlah like foto terbanyak di Facebook. Putra Ananda, dari PSIK yang juga merupakan salah satu orang yang cukupku kenal melalui PIK-M sehati ini dinobatkan sebagai MAWAPRES Favorite dengan jumlah like 700 an. Dan ketika jumlah like masing-masing foto finalis diperlihatkan, ternyata fotoku mendapat urutan kedua terbanyak dengan jumlah like 640 an. Waaah gak nyangka juga teman-teman facebook dukungannya sampai sebanyak ini :’)
Tibalah saat yang paling menegangkan berikutnya, pengumuman pemenang I, II dan III MAWAPRES UR 2015. Tapi kali ini berbeda dengan sebelumnya, jantungku tidak berdegup kencang seperti saat pengumuman 10 besar dan 5 besar tadi. Mungkinkah ini tandanya aku gak dapat juara sama sekali? Aku melihat ketegangan dari wajah teman-temanku yang berada di deretan penonton. Aku tahu, mereka manaruh harap menang padaku. Bathinku berbisik, ”Ya Allah, jangan sampai aku mengecewakan mereka yang berharap penuh padaku”.
MC mulai mengumumkan pemenang dari juara III, tersebutlah nama Kak Yaumil Atia dari FAPERIKA. Juara II, Sarah Ovinitha dari Fakultas Kedokteran. Aku melirik ke kiri dan kananku. Kulihat hanya kami bertiga yang tersisa. Aku, Kak Reza Umami dan Kak Ibna Hayati. Kayaknya do’a Kak Elysa dan kawan-kawan terkabul, gak mungkin aku juara 1. Masih ada nama Kak Ibna yang belum disebut. Gak mungkin Kak Ibna gak juara. Bathinku dalam hati. Dan akhirnya……
“Juara I MAWAPRES UR 2015, Ibna Hayati dari FMIPA UR”, ucap MC.
Aku langsung memeluk Kak Ibna dan mengucapkan selamat. Lalu, kulihat teman-temanku masih setia memegang photoku dan berseru yel-yel dengan berteriak “ Bagi kami Novi tetap yang nomor 1. Bagi kami Novi tetap yang terbaik…”. Seketika air mata langsung meluncur dari mataku. Haru tak kuat ditahan melihat dukungan mereka untukku. Aku menangis bukan karena kekalahanku, tapi aku menangis karena terharu menyadari bahwa ternyata aku memiliki keluarga yang sangat luar biasa, keluarga Pendidikan Fisika.
Usai pengumuman pemenang aku langsung memeluk mereka(khusus ceweknya aja), air mataku masih tumpah. Mereka bilang “ Novi keren! Udah keren tu masuk 5 besar. Tahun depan juara 1 lagi,ya!” . Dengan wajah yang cengeng aku hanya bisa mengucapkan terimakasih kepada mereka. Mereka langsung menarikku ke sana ke mari untuk berphoto bersama. Padahal wajahku maish kusut karena basah air mata, tapi yasudahlah yang penting sesi photonya tetap belanjut :D
Setelah sesi narsis-narsisan bareng PEFSI, mereka pamit untuk balik ke prodi duluan. Karena siang itu akan dilangsungkan SUKSESI Hima PEFSI. Aku mohon izin untuk telat datang ke siding SUKSESI karena masih ada beberapa agenda yang aku ikuti di rektorat.
Kak Elysa, ketua pelaksana pemilihan MAWAPRES tahun ini segera memelukku. Aku pun masih sambil menangis memeluknya dan bilang “ Selamat ya kak, do’a kakak terkabul!”. Kak Elys tersenyum. “ Hahahaa iya dek. Pokoknya tahun depan harus juara 1, ya. Kakak udah siapkan strategi yang harus adek susun untuk tahun depan”, ucapnya. Aaaah kakak yang satu ini memang luar biasa. Ia masih saja mau membimbingku untuk pemilihan MAWAPRES tahun depan. Dia juga lah salah seorang yang sangat berperan penting dalam proses seleksi yang telah aku lalui. Mulai dari memberikan motivasi, mengoreksi KTI ku, membantu menyusun judul KTI ku, bahkan selalu mengingatkanku tentang apa saja yang harus kupersiapkan selama proses seleksi. Aku gak tahu harus gimana ngebales jasa kakak :’) Yang aku tahu kakak pokoknya keren lah, luar biasa! Semoga suatu saat Novi juga bisa memotivasi orang lain seperti kakak ya,Kak :’) Loveyou full Kak Elys :*
***
Haaah gak terasa dari tadi aku udah ngetik sepanjang ini ya hahhhhaa -___- Padahal masih banyak yang belum tersampaikan. Tapi, yasudahlah. Pun tak akan habis jika harus diceritakan semua dalam ruang maya ini.
Yang jelas, mengikuti seleksi MAWAPRES dari awal sampai akhir banyak memberikan pengalaman dan pelajaran baru dalam hidupku. Dari sekian banyak lomba yang pernah aku ikuti, mungkin inilah kompetisi yang paling berkesan dan paling banyak memberikan makna dan pesan. Dari mereka para finalis aku banyak belajar. Dari proses seleksi ini aku juga menyadari bahwa aku memiliki keluarga yang selalu mendukungku di kampus, keluarga Pendidikan Fisika. Dari MAWAPRES ini juga aku semakin menyadari bahwa tak aka nada pernah kata berhenti untuk beprestasi, justru aku harus lebih giat lagi dan lagi untuk menggali dan memaksimalkan potensi diri.
Teringat ucapan dari MAWAPRES I UR tahun lalu, Bang Azhari Setiawan “ Ketika kita mendengar Mahasiwa Berprestasi, maka kita tidak sedang membicarakan apa yang bisa kita laukan atau sebanyak apa yang bisa kita dapatkan. Tetapi, ketika kita berbicara tentang Mahasiswa Berptrestasi maka yang kita lihat adalah apa yang orang lain bisa lakukan karena apa yang kita lakukan”. Hingga detik ini, kalimat ini menjadi salah satu kalimat ampuh yang memacu diriku untuk terus menggali potensi diri dan harus bisa memotivasi orang lain.
Terimakasih tak terkira untuk Khalik-ku,Allah Swt. Terimakasih untuk waita terhebatku, mama yang tak pernah bosan mendo’akan dan mensupport gadis bungsunya. Terimakasih tak hingga untuk do'a dan dukungan keluarga,sahabat, dan teman-teman yang tak bisa disebut satu per satu namanya di sini. Terimakasih tak berangka untuk keluargaku Hima Pefsi UR, PEFSIer, terkhusus PEFSI '13 yang hari ini berhasil membuatku menangis sepanjang proses penganugrahan karena haru biru melihat semangat dan dukungan kalian. Kalian mengajarkanku banyak hal tentang arti kekeluargaan :') Terimakasih juga untuk keluarga FKIP dan Bem Fkip Universitas Riau yang menyempatkan diri untuk hadir. Maaf jika aku belum bisa membanggakan. Tak lupa juga makasih buat sahabat-sahabat dari BEM FKIP Univ.Bengkulu untuk support dan semangatnya, terharu pas dapat kiriman fotonya. The last, terimakasih juga untuk keluarga baruku, Mawapres Universitas Riau Community 2015. Dari kalian aku belajar banyak hal..
Perjuangan telah usai? Belum, justru baru saja dimulai! Masih banyak hutang yang harus digenapi. Masih banyak target yang harus dilunasi. Kata Allah Swt, "Novi, kamu harus coba lagi!"
Fabiayyialaairabbikumatukadzibaan..
Alllah dulu, Allah lagi, dan Allah selamanya..
Terimakasih atas kado istimewa-Mu ya Rabb, MAWAPRES : Seribu Cerita, Berjuta Makna ^.^


Ini pas seleksi di fakultas

This is when I was present my paper


This is all of the judges in my faculty, FKIP

Ini bersama dua abang kece rempong tapi baik hati :D

Nah ini dia Kak Elysa yang selalu membantuku ^.^

Yuhuu bersama beberapa finalis MAWAPRES UR

Ini sehabis Psikotest, bersama Buk Tiko ^.^

Usai test kita narsis-narsisan :D 

Ini waktu awal penganugrahan

Nah ini ketika detik-detik akan diumumkan

Ini dia Wakil Rektor III ketika ngasih kata sambutan :D

Nah ini bintang tamu pas penganugrahan, Just Voice ^.^

Ini dia top ten MAWAPRES UR 2015

Ini saat menjawab pertanyaan dari dewan juri

Nah ini dia Top Five MAWAPRES UR 2015

Selamat untuk para pemenang ^.6

Lihatlah keluargaku dari Pendidikan Fisika :')

Ciiiiiiiiss...

Finalis MAWAPRES UR 2015

Salah satu keceriaan selama proses MAWAPRES UR 2015

Nah ini bersama juara II MAWAPRES UR, Kak Sarah Ovinitha

Ini juga salah satu keceriaan usai penganugrahan, Bang Joni rempong :D

Ini Hafiz dan Zukri, temen satu kelas yang bela-belain datang setelah masuk kuliah :D

Huaaa keluargaku PEFSI '13 {}

Thanks for all guys :*

All of you are amazing ^.^ Loveyou {}

Ini spanduk yang dipampang di UR untuk MAWAPRES :D

Ternyata semua finalis itu narsis -_-

Mereka bersahabat dan tidak sombong :D

Usai test kita photo-photo :D 





3 komentar:

Silahkan tinggalkan komentar..